Komunikasi Antara Orang tua dan Anak
Modernitas
memang memaksa orang bergerak cepat, serba sibuk dengan segala kepadatannya.
Rutinitas yang senantiasa bergerak cepat dan padat tersebut tentu berpengaruh
terhadap keluarga. Karena itu berdampak pada komunikasi orangtua dan anak akan
semakin berjarak. Kesempatan untuk saling memahami dan mendalami pun akan
semakin sempit.
Baik
orangtua maupun anak perlu membentuk komunikasi yang efektif di antara
sempitnya ruang waktu bersama keluarga. Komunikasi sesungguhnya tidak hanya
terbatas dalam bentuk kata-kata. Komunikasi adalah ekspresi dari sebuah
kesatuan yang sangat kompleks, bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman
sayang, dan kata-kata.
Komunikasi
yang efektif adalah komunikasi dengan intensitas tinggi. Intensitas komunikasi
merupakan tingkat kedalaman penyampaian pesan dari individu sebagai anggota
keluarga kepada yang lainnya (Djamarah, 2004). Intensitas komunikasi mencakup
aspek-aspek seperti: kejujuran, keterbukaan, pengertian, percaya, yang mutlak
di antara kedua belah pihak dan dukungan (Olson, 1992).
Berdasarkan
hasil survei terhadap 20 siswa SMAN 1 Banjar, 60% di antaranya memiliki
komunikasi yang baik dengan orangtua mereka, 30% memiliki komunikasi yang
kurang baik dengan orangtuanya, dan 10% memiliki komunikasi yang baik hanya
kepada salah satu dari kedua orangtuanya. Dan dari hasil survei tersebut,
kebanyakan dari mereka hanya bicara seperlunya dengan orangtua masing-masing.
Sebagian lainnya selalu berkomunikasi dengan orang tua mereka, kendati
demikian, komunikasi ini hanya sebatas obrolan biasa, orangtua tidak terlalu
menanyakan hal yang berbau privasi, hanya sedikit orangtua yang menanyakan
hal-hal privasi kepada anak mereka.
Lalu
bagaimana dengan perasaan sang anak atas komunikasinya dengan orangtua?
Kebanyakan dari mereka merasa senang atas komunikasinya dengan orangtua,
sebagian lain dari mereka merasa kurang diperhatikan oleh orangtua, dan
sebagian kecil lainnya merasa risih akibat orangtua yang selalu menanyakan
privasi mereka. Anak merasa risih salah satunya dikarenakan mereka malu bila
ditanyai masalah privasi oleh orangtuanya, tak jarang orangtua juga menanyakan
privasi sang anak kepada temannya. Sedangkan anak merasa kurang diperhatikan
karena orangtua terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Keluarga
adalah tempat berangkat dan kembali. Karena itu ketika ada waktu bertemu dengan
seluruh anggota keluarga hendaknya manfaatkan dengan semaksimal mungkin. Karena
proses komunikasi efektif antara orangtua dengan anak sangat membantu anak
memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya dan
keinginan-keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi perasaannya secara tepat
sehingga membantunya untuk mengenali perasaan yang sama pada orang lain.
Komentar
Posting Komentar